Selasa, 03 November 2015

Malam satu suro

Malam satu suro menurut pendapat Ki Rekso Jiwo merupakan hari paling baik dan sakral dalam kejawen,satu suro merupakan tahun baru jawa dimana awal hidup baru manusia yang menyimpan banyak misteri dan kisah tentang hari itu,malam yang sangat sakral sehingga pada malam itu digunakan untuk mengelar acara tradisi spiritual oleh para ahli winasis kejawen hingga ritual gaib dikraton laut kidul,diantaranya merupakan hari dimana Bunda Ratu Kidul Mantu atau menikahkan putrinya,sehingga ada mitos yang melarang melakukan acara pernikahan pada malam satu suro


Malam satu suro
Malam satu suro
Banyak masyarakat pedesaan meyakini bahwa jika seseorang mengelar acara pernikahan pada malam satu suro akan berakibat kurang baik karena menyamai acara Kraton kidul,sehingga mempelai pria akan hilang dan dibawa kekerajaan laut selatan oleh lelembut atau mahluk halus,kemudian dihadapkan dan diserahkan pada Ibu Ratu Kidul
Hingga saat ini hal tersebut masih menjadi momok yang menakutkan diberbagai daerah,bahkan pada bulan suro banyak yang takut melakukan aktifitas penting.
seperti bepergian jauh,membangun rumah,menyunatkan anak dan masih banyak lagi.

Padahal bulan suro merupakan bulan yang sangat baik dimana hari itu adalah hari kehidupan baru atau awal kehidupan baru Nabi Nuh alaihi wasallam beserta kaumnya dan binatang binatang yang diselamatkan dari banjir bandang berminggu minggu, yang mana atas petunjuk Allah Subhana Wa Ta'alla,Nabi Nuh diperintahkan membuat bahtera atau kapal besar yang dapat menampung umat yang percaya kepadaNya,perbekalan serta binatang binatang agar tidak punah

Pada awalnya Nabi Nuh dianggap orang gila karena membuat bahtera atau kapal besar disaat musim kemarau,bukan hanya ejekan atau hinaan,bahkan kapal yang dibuat dikotori dengan sampah dan kotoran,namun  Nabi Nuh tetap iklas,yakin,percaya sepenuh hati dengan wahyu petunjuk yang beliau terima.
hingga orang orang yang mengotori bahtera tersebut terkena azab penyakit kulit yang mana dapat sembuh dengan membersihkan kapal dari kotoran yang mereka perbuat

Malam satu suro
Malam satu suro
Banjir bandang menenggelamkan gunung dan kejahatan yang merajai angkara murka didunia,bahkan putranya yang tidak patuh akan perintah Nya ikut tenggelam walaupun telah berlari mendaki puncak bukit dan tidak terselamatkan.
setelah berminggu minggu terapung apung,perlahan lahan banjirpun surut dan seluruh penumpang dapat mendarat,menginjakkan kaki digunung.
hari dimana seluruh penumpang kapal Nabi Nuh Alaihi wasalam turun ditetapkan sebagai tahun baru atau bulan as-shura,yang mana Allah Subhana Wa Ta'alla menetapkan ketentuannya dalam Meruwat alam semesta dengan menengelamkan  angkara murka atau segala keburukan didunia.

Oleh sebab itulah banyak para ahli winasis kejawen mengadakan ritual Ruwatan guna membersihkan segala sesuatu yang dapat berdampak kesialan hidup atau menghambat kesuksesan,Atas izin dan kuasa Allah,insya allah segala sesuatu yang menyebabkan kesialan hidup dan atau penghambat kesuksesan dapat sirna dengan Ruwatan dibulan suro.
Tradisi yang telah mengakar turun temurun yang sangat mungkin terjadi karena ilham atau petunjuk yang diperoleh saat laku batin,sehingga tuhan membuka tabir gaib yang menunjukkan kisah yang patut diteladani dari nabi dan rosul yang merupakan tokoh tokoh spiritual yang diabadikan dalam kitab kitab

Malam satu suro
Malam satu suro
Pada saat mendarat dipegunungan dan pada saat itulah perbekalan bahan pangan menipis hingga tersisa sedikit sedikit dari berbagai biji bijian,yang kemudian dikumpulkan dan dimasaklah tuju jenis biji bijian sebagai simbol angka tuju yang berarti tujuan atau dalam bahasa jawa angka tuju menjadi pitu yang berarti pitulungan atau pertolongan,dan bubur dari bahan tuju biji bijian tersebut kemudian dinamakan Bubur suran yang menyimpan makna simbolis atau filosofi yang mendalam,dimana bubur tersebut dibuat sebagai ungkapan rasa syukur terima kasih kepada Tuhan  yang telah memberi pertolongan sehingga selamat dan sampai tujuan

Tradisi yang baik yang diajarkan Nabi Nuh Alahi wa salam,yang diyakini berhubungan erat dengan Tanah Jawa atau kejawen,yang mana bahtera atau kapal Nabi Nuh Alaihi Wa Sallam terbuat dari kayu jati jawa,menjadi tradisi budaya kejawen yang turun menurun
Sungguh luar biasa Ilmu Para ahli winasis kejawen sehingga mengetahui hubungan erat Nabi Nuh Allaihi Wa Salam dengan jawa,sehingga ajaran beliau masih dipelihara hingga saat ini sebagai salah satu piranti persembahan kepada Sang Maha Kuasa
nomer whatshap 089666616661 Ki Rekso Jiwo