Kamis, 25 Februari 2016

Persugihan gunung srandil

Persugihan gunung srandil Menurut Ki Rekso Jiwo banyak dikenal berbagai kalangan ditanah jawa,bahkan gunung srandil sendiri sering diziarahi oleh peziarah dari berbagai wilayah luar kota bahkan luar jawa,banyak tokoh tokoh sakti yang bertapa digunung ini yang sebenarnya merupakan sebuah bukit
banyak hal yang bisa diotak atik gatuk kan,berawal dari sampokong yang dikenal sebagai saudagar besar tempo dulu,kemudian prajurit pangeran diponegoro yang bernama kunci sari dan dana sari yang jika digabungkan menjadi kunci dana.
dan ditambah tokoh tokoh lain yang sangat besar pengaruhnya dikalangan orang jawa,yaitu kaki semar dan hanoman.
mungkin begitulah kiasan cerita tentang persugihan gunung srandil,yang mana Ki Rekso Jiwo sendiri tidak memahami sejarah atau mitos digunung srandil,karena datang ketempat itupun merupakan sebuah kebetulan

Kebetulan dimana Ki Rekso Jiwo mengunjungi teman seprofesi didaerah kroya dengan naik kereta api joglokerto,dalam acara yang mendadak karena disuruh lekas kekroya karena hal penting yang harus dilakukan.
dalam perjalanan sempat goggleing mencari tempat ziarah disekitar kroya,tak banyak informasi yang didapat,lagian juga fokusnya ketempat teman,setelah sampai distasiun kroya dijemput dengan sepeda motor dan setelahnya ngobrol ngalor ngidul tentang berbagai masalah yang harus diselesaikan dan mengatur jadwal acara.
kemudian iseng menanyakan"apakah dekat gunung srandil atau pantai dari kroya ini"
temanpun menjawab "kira kira 10 menit kalau kegunung srandil,kemarin aku baru kesana "
dan kalau longgar aku minta diantar kesana untuk ziarah,alangkah baiknya siang atau sore agar bisa menikmati pemandangan disana dengan lebih puas.

Siang sampai kroya,kemudian bercengkrama sambil istirahat dan disambung ritual sampai selesai jam 8 malam,kemudian teman mengajak keluar untuk menemui seseorang,dengan mengunakan sepeda motor berboncengan,dan tak disangka motor melaju sampai digunung srandil,melewati seplang adipala
Dalam hati agak kecewa,karena minta suasana terang malah malam malam kegunung srandil,tapi apa boleh buat,ya sudahlah keluh Ki Rekso jiwo dalam hati


Persugihan gunung srandil
Persugihan gunung srandil
Memasuki gapura yang bertuliskan gunung srandil mandala giri,terdapat pohon yang dipagar tembok dan beberapa patung menghiasi,berjalan kekiri setengah mengitari pagar tersebut nampak patung yang duduk jengkeng membawa gada berwarna kuning emas,sebelah kiri merupakan petilasan sampokong atau sunan kuning,yang didalamnya terdapat beberapa biku yang sedang ritual agama budha.
kemudian berjalan melewati bukit sisi kiri,samping petilasan sunan kuning dan arca catur rupa,lurus arah timur keselatan hingga melewati tangga beton yang mengarah ke puncak bukit atau bukit anoman,perjalanan terus berlanjut melewati dua nisan makam disebelah kanan jalan seperti halnya tangga yang mengarah keatas tadi.
langkah berlanjut sampai disebuah sumur dikiri dan sebuah bangunan kecil disebelah kanan dibawah bukit gunung srandil.
disitu terdapat beberapa orang,salah satunya juru kunci disitu,beberapa saat bercengrama mencairkan suasana dengan perkenalan dan bincang bincang ringan sebelum meditasi dan doa dilakukan

Setelah cukup berbincang bincang,kemudian ritual meditasi dan doa dilakukan dengan memasuki bangunan kecil yang cukup rapi yang menghadap tiga patung dan bertuliskan syeh,tapi syeh siapa lupa,lagian baru pertama kali dan sedikit kecewa sehingga kurang fokus mengenali atau mengingat.
Aroma dupa yang sedari tadi menyala yang dinyalakan peziarah lain yang sebelumnya berdoa disitu,menambah nyamannya suasana dan mengiring doa dalam duduk bersila,lantunan doa doa memohonkan ampun dan mengirim doa kepada siapa saja yang dimakamkan disitu atau penguasa gaib digunung srandil tersebut,begitulah doa doa yang selalu dipanjatkan Ki Rekso Jiwo dalam berziarah kemana saja
Khusuknya doa membawa keheningan merasuk kalbu,samar samar bayang bayang hadir nampak semakin jelas disaat doa terlantun,memasuki gapura cempuri yang didalamnya memancar warna merah delima,semakin masuk disambut wanita yang sosoknya menyerupai Nyai blorong yang separuh badan manusia dan separuhnya lagi sosok ular yang panjangnya mengelilingi cempuri atau gunung srandil,bisa dibayangkan seberapa panjangnya ?

sosok yang menyerupai Nyai blorong,namun jauh berbeda dari penampilan dan wibawa yang dipancarkan,sepertinya masih ada hubungan,seperti anak buahnya yang menjaga tempat itu,dan disaat penampakan itu begitu nyata,Ki Rekso Jiwo pun berucap "terima kasih sambutannya,namun Ki Rekso disini tidak menginginkan apapun,terlebih persugihan,hanya berziarah mendoakan danyang danyang,cikal bakal penguasa tempat ini agar tenang dan mendapat ampunan,kemudian sosok manusia setengah ular tersebut mundur dan menghilang,berganti air mancur yang memancar dari bumi,dan dipakailah air tersebut untuk bersuci,membasuh tangan ,muka dan kaki,tak lupa siteman ditarik untuk bersuci ditempat itu.
Dari pengalaman ini layaklah jika disini sering dilakukan ritual persugihan gunung srandil,yang mana hal tersebut merupakan godaan bagi spiritualis yang berziarah dan laku batin digunung srandil